Monday 30 July 2012

Sang Jawara Tanpa Mahkota

 Atas : Aku, dan Tira
Bawah : Hera dan Rani




Bermula dari sebuah pertemuan yang aku anggap adalah sebuah pertemuan menuju hal yang membuatku hingga seperti ini, ingin sedih tidak memiliki hak, namun ingin senang tapi nyatanya, hatiku tak berkata demikian. Hari itu aku kira adalah sebuah hari yang akan menjadi catatan sejarah untuk perjalanan hidup aku. Walau ku belum mengenal siapa sebenarnya kamu.

               Jantungku saat itu seperti berdetak dengan kecepatan diatas maksimal,ditambah lagi dengan cairan titik jernih yang mulai tumpah dari tubuhku. Ketika surat kertas izin keluar itu masuk ke kelasku dan namaku pun di sebutkan untuk menemui salah satu PKS disekolahku. Saat itu, semua rasa cemas ku dan rasa pasrah bersatu hingga akhrinya aku telah tiba didepan kantor PKS. Dengan wajah yang pasrah dan setengah bingung aku masuk.
               Nyatanya, disitu aku salah. Saat itu, aku hanya berfikir aku telah menjadi salah satu korban kesalahan nama pemanggil di PKS, ditambah lagi dengan tidak ada nya penghuni di PKS yang membuatku semakin curiga. Tak lama kemudian, datanglah dini yang tadi masuk ke kelasku untuk memanggil aku untuk menemui PKS, ternyata ia salah. Harusnya aku masuk kekantor kepala sekolah, untuk menemui rekan-rekan yang sudah cukup lama menungguku.
               Rasa bingung dan ditambah lagi dengan deg-degan pun aku mulai melangkah ke kantor kepala sekolah, ketika sampai didalamnya aku ditatap tajam oleh salah satu orang disitu, yaitu pingky. Aku sendiri baru kenal dia pada diruang itu dan pas saat itu ia menggunakan baju dengan bet nama yang terang . mungkin diantara yang lain ini pingky adalah orang yang paling familiar di telingaku, karna ada beberapa temanku pernah bercerita tentang pingky ini kepadaku.
               Tidak hanya pingky yang familiar ditelingaku, juga ada tira, dia adalah salah satu primadona yang cerdas di sekolah kami, tercatat beberpa kali juga tira adalah pemilik beasiswa beberapa kali. Karna kepintaran nya figa, rekan ku dikelas satu dulu, sempat mengagumi tira. Dengan senyum dan sedikit lesung pipit di pipi nya membuatnya kian sempurna ketika tersenyum.
               Lalu, juga ada rani. Rani ini kebetulan adalah teman tetangga kelasku, mungkin diantara yang lain dia lah yang paling sering kuliat setiap harinya karna kelas kami yang hanya dibatasi sebuah dinding. Rani ini cukup terkenal di bidang nya dengan keahlihan akutansi nya yang sangat akurat.
               Yang terakhir hera, hera ini salah satu murid kesayangan dari salah satu guru favoritku disekolah. Dengan style polosnya mungkin tak ada yang tau dia adalah seorang penyiar radio swasta dikotaku. Bakat dan kemampuan nya mungkin yang paling unik diantara yang lain. Terkadang serius namun terkadang membuat suasana menjadi ramai.
               Setelah aku meminta maaf kepada mereka, aku langsung duduk dan tak lama kemudian masuklah dini, disitu aku mulai kesal dengannya. Tapi tak lama kemudian dia meminta maaf, lalu berkata kami adalah tim kontingen yang akan mewakili sekolah kami di suatu perlombaan debat. Aku yang saat itu hanya bingung dan masih kesal hanya bisa diam, ketika yang lain pertanyakan jadwal lomba yang berbenturan dengan jadwal olimpiade mereka.
               Tak lama kemudian, dini melemparkan sebuah pertanyaan yang tak kuduga sebelumnya. “min? kau ikutkan? Kau udah disini soalnya. Ikut deh yah? Biar ada ahli IT kita? Kan, kata adit kau ahli tuh yang teori gitu-gituan?”
               Pertanyaan itu membuat aku makin terpojok,ditambah lagi mereka memakai nama salah satu teman sekaligus Ketua OSIS disekolah kami. Tak lama kemudian pingky,hera,tira, mulai ikut mempengaruhiku untuk ikut kedalam tim mereka. Aku yang mulai tidak nyaman dengan serangan dari mereka bertiga mencoba untuk mengelak dan diam berjuta bahasa.
               “min!!! mau apa gak? Ini batas pendaftaran nya hari ini jam 12 loh?”  kali ini pertanyaan ini lebih lantang ditanyakan oleh dini kepadaku,
               “hmm.. iya deh.. aku ikut aja.. yang mana baiknya..” aku mencoba untuk tenang,walau dalam hatiku aku tak bisa diam, apa lagi dibentak di kantor kepala sekolah oleh orang lain.
               Setelah dari situ, aku mulai kembali yakin kalo aku tadinya itu sedang di kerjain. Karna sebelumnya, gak ada sama sekali konfirmasi ke aku untuk lomba ini. Tak lama kemudian sampailah aku di kelas dan tak lama aku duduk dikursi panasku, tiba-tiba beribuan pertanyaan menyerbu aku dari teman-teman di ikuti dengan bu irna saat itu. Karna saat itu aku males jelasin sama mereka semua. Aku cuman senyum dan aku rasa mereka cukup mengerti dengan bahasa ku kali ini.
               Setelah sesampainya dirumah, aku teringat oleh ucapan pingky,tira,hera dan rani tadi disekolah, aku pun masih sangat penasaran dengan orang yang memasukkan aku dalam tim itu. Walau disatu sisi aku sangat senang. Tapi rasa penasaran ku tak mau kalah dengan rasa senangku. Beberapa hari kemudian aku dihubungi oleh hera yang menyuruhku untuk menemuinya di salah satu tempat makan yang biasa jadi tempat tongkrongan banyak pelajar umumnya disekitar situ.
               Aku masih ragu untuk datang, karna yang ku tau saat itu hanya ada hera dan rani disana. Setelah beberapa kali rasa bimbang hinggap, aku putuskan untuk menemui mereka. Setibanya disana, aku seperti merasa kembali dikerjai oleh mereka. Aku melihat tak ada satu pun dari mereka berempat. Ditambah lagi dengan hera yang saat itu aku coba telfon dan ternyata tidak diangkat. Setelah aku menunggu 15 menit ternyata mereka sudah ada didalam. Dan bodohnya aku saat itu, aku hanya mencari mereka diluar.
               “amin yah?” ujar pingky dengan sedikit senyumnya.
               “loh… kok tau yah??” dengan sedikit rasa bingung karna, jujur.. saat itu aku yang sedang sedikit kacau mulai tidak focus dengan orang di depan aku.
               “hahaha.. aku pingky loh.. kita bakal 1 tim di lomba itu entar.”
              

               Dengan rasa malu dan rasa kacau yang bercampur aku pun minta maaf ke pingky yang saat itu aku tebak dia sedang berfikir bahwa aku adalah anak yang sombong, karna mudah lupa dengan orang yang baru ia kenal.
               Tak lama kemudian, datang lah seorang bidadari yang aku sebut saat itu. Yang sempat membuatku malu dan kacau. Kehadirannya ini yang paling ku tunggu awalnya, karna ada beberapa pertanyaan yang mengganjal di benakku ketika selesai pertemuan beberapa hari yang lalu di kantor itu.
               Hari yang ditunggu pun datang, sesuai peraturan dan perjanjian yang telah kami berempat sepakati aku, hera,pingky,tira dan rani langsung berkoordinasi satu sama lain untuk melaksanakan tugas kami masing-masing. Dan kesulitan dalam lomba ini sendiri, kami harus bekerja sama dan harus selalu berkomunasi dalam 20 hari penuh. Ini semakin membebani kami, ditambah lagi dengan tidak terlalu mendukungnya fasilitas dan orang-orang disekitar kami saat itu.
               Pengumuman minggu pertama, kedua, kami kalah telak. Perbedaan poin yang sangat jauh kami rasakan. Apa lagi dengan semakin membludaknya tugas-tugas akhir semester yang sama sekali tidak bisa di pending saat itu. Adu strategi, adu argument diantara kami membuat minggu-minggu terakhir lomba ini kian panas. Hingga kami akhirnya mulai frustasi dan merelakan juara pertama ditangan rival kami.
               Walau akhirnya kami harus kalah, aku salut dengan semangat mereka yang tak pernah padam. Walau mereka sendiri tau, peluang menang itu semakin hari kian menipis. Kami cukup menghargai rival kami ini. “Lomba ini pun tutup oleh persahabatan yang takkan lekang oleh waktu” ujar tira salah satu rekan tim yang tak pernah lelah mengingatkan kami untuk kompak dan tetap solid.
               Rasa haruku, tak terbendung ketika pada hari puncak rival kami memegang piala sebagai tanda mereka lah penguasa lomba 20 hari itu. Aku,tira,hera dan rani memberikan applause tanda kami mengakui merekalah pemenang sejati. Kami juara, kamilah juara! Juara tanpa mahkota.

Tuesday 10 July 2012

Kisah Setubruk Rasa Sepi

Tau gak... aku disini kespian loh..
Tay gak... aku disini masih aja sendiri loh..
Ditengah-tengah mereka, yang dengan beribu kesamaan yang sama.
Sementara aku? ketika aku mulai dapat setitik kesuksesan menghampiri aku, aku hanya dianggap angin lalu.
Seakan tak berguna.
Tapi? bagaimana jika kesalahan menghampiri aku? aku lah korban pertama yang akan di eksekusi.
Kenapa harus aku?
Kenapa harus aku?
"Yaah!!.. karna kau memang yang paling berbeda dari kami"
Seakan-akan jawaban itu datang ketika aku bertanya dalam hatiku.
Apa aku salah dalam melangkah?
Atau aku salah melakukan pilihan?
Atau.. Memang yang seperti inikah yang harus aku rasakan?
Aku tak bisa menjadi seperti mereka memang,
Dan aku takkan bisa menjadi selalu dibayangan mereka.
Terkadang.. aku berfikir, aku ingin melepaskan ikatan ini.
Tapi hati aku masih belum setuju kalo aku ingin meninggalkan ikatan ini.
Aku sangat merasa seperti ada beban yang aku rasakan ketika menggunakan atribut ini.
Dengan sikap dan sifatku yang seperti ini. Apa aku masih pantas bergabung dan menyatu dengan mereka?
Aku seperti seorang narapidana yang selalu akan siap menerima hukuman dan para algojo-algojo yang tersedia.
Disatu sisi, ini adalah lingkungan dimana setiap detiknya lahir setitik ilmu dan pemikiran baru yang tercipta dari aku, mereka dan semuanya.
Ketika dominasi mereka semakin kuat disini?
Ketika pemikiran aku tak dibutuhkan lagi?
Ketika ide aku telah dianggap sampah oleh mereka?
Ketika aku menjadi seorang anak kecil yang tak memiliki kepercayaan dari ibunya.
Aku pun terdiam dan hanya berbicara ketika aku butuhkan saja.
Disini aku tak ingin melukai perasaan siapapun.
Aku hanya mencoba ingin menuangkan isi hatiku selama durasai yang hanya waktu yang akan menghitung nya.

Arti Dibalik Kata "Bahagia"

setidaknya, sebelum aku mengenal KAMU,DIA,dan MEREKA hidup aku mulai kembali berwarna.
selalu berharap bisa berharap cepat-cepat ketemu kalo lagi suntuk,bete, atau pun lagi senang.
kayaknya malah MEREKA lebih ngerti aku ini gimana,
walaupun MEREKA  gatau aku.
MEREKA selalu  memiliki cara buat aku untuk tersenyum kembali.
mungkin memang ini terasa berlebihan untuk mereka,
tapi inilah kenyataan nya yang aku rasakan.
aku sampai "nyaris" ngerasain MEREKA lebih buat aku "bahagia" dari pada yang keluarga aku lakuin ke aku.
meski awalnya aku harus ngerasain cinta dan kangen ini sama KAMU.
atau aku merasa di khianati oleh MEREKA.
tapi terlepas dari itu semua, MEREKA  emang arti dari bahagia aku.
setidaknya, MEREKA... DIA... KAMU...memang sangat berarti dihidup aku.
terlepas dari semua kesalahan dan hal-hal yang mengganjal dihati aku.
MEREKA  memang "pernah'' menjadi penyejuk hati ini.
DIA  memang sang sahabat.
dan KAMU pemillik hati ini.


"aku tak berharap jadi sang peneduh jiwa KALIAN,MEREKA,dan KAMU yang sedih, tapi aku disini masih bersedia jadi sebuah tameng yang akan tergores,atau harus sekalipun patah demi melindungi hati KALIAN,MEREKA, dan KAMU''

Friday 6 July 2012

Jeritan Para Orang Beruntung

Pernah dengar “orang pintar dikalahkan oleh orang cerdik, lalu orang cerdik dikalahkan oleh orang yang beruntung?”
Buat apa anda cerdas?
Buat apa anda cerdik?
Buat apa anda beruntung?
Jika semua itu hanya anda manfaatkan sendiri? Tanpa anda mampu berbagi. Mungkin hari ini anda beruntung memiliki kemampuan dan cerdas.  Tapi bagaimana jika kemampuan yang anda punya itu bisa anda bagikan kepada orang yang beruntung, namun kurang cerdas??
anda didunia tidak untuk hidup 1000 tahun. Terkutuk lah anda jika mengatakan orang lain “bodoh” atau saya mulai mengerti dengan keseimbangan ilmu sains dan ilmu social didunia ini.


Kita coba mulai bicarakan tentang mengapa anda pantas dikatakan orang “terkutuk”
Dari mana kemampuan anda yang anda dapat. Bukan kah setitik kemampuan yang anda dapat itu ada pada orang yang kurang cerdas itu?
Bukan karna anda memiliki IQ yang diatas rata-rata. Atau karna anda memiliki materi yang melimpah. Atau pernah lihat orang yang kurang cerdas, tapi memiliki kesempatan dan timing yang pas? Dia bisa membuktikan kepada dunia. Bahwa dunia tidak hanya dimiliki oleh orang-orang yang berI-Q brilliant???
Ketika anda memberi tekanan atau melecehkan orang yang kurang beruntung, anda tau wahai orang cerdas, apa yang ada di benak mereka???
mereka mendapatkan beribu energy keberuntungan setelah itu. Mungkin tidak mereka rasakan.
Tapi antara orang beruntung dan orang yang cerdas seperti orang dibidang sains dan orang di bidang social.  Keduanya saling membutuhkan. Bukan nya memang seharusnya manusia itu adalah mahluk social yang saling membutuhkan, dan tidak bisa lepas dari interaksi social yang kental? Sebagaimana pun pendiam atau tertutupnya anda, anda pasti membutuhkan orang lain kawan. Jangan sesatkan dirimu dengan ilmu yang kau punya. Alangkah sangat berguna ilmu yang anda punya jika anda bisa berbagi.



Sunday 1 July 2012

Mata ini dan Senyumnya.

Sebuah bayangan kulihat disebuah cermin ini.
Setitik senyum bisa kulihat.
Senyum ini mungkin takkan berarti tanpa sorot matanya saat itu.

Mata ini mulai bisa mengerti kamu bukan punyaku.
Walau Senyummu terus membayangi aku.
Rasa penasaran tentang kamu semakin menjadi-jadi, ketika ada saja alasanku untuk bertemu dengan kamu.
Dari alasan yang sangat sederhana, sampai alasan yang penting.

Dengan dibantu rasa egois ini, mataku berani menatap indahnya senyum itu.
Senyum yang sangat kurindukan sejak dulu.
Senyum itu mampu menghancurkan berjuta rasa gundah dihati ini.
Bahkan senyum itu mampu menghadirkan rasa rindu yang teramat dalam.

Mungkinkah itu "CINTA" atau hanya sebatas rasa penasaran yang begitu menggangguku.
Hari demi-demi hari aku lewati dengan senyum itu.
Hingga akhirnya aku benar-benar tersesat dengan rasa itu, yang aku yakini itu adalah "CINTA"

Dimulai dari rasa egois ku yang begitu menjadi-jadi, kini ia hadir kembali dengan rasa berbeda.
Aku mulai bingung, apa aku pantas untuk merasakan ini?
Terlebih lagi mencintaimu yang tidak pernah terlintas sebelumnya.
Hanya suatu keajaiban yang selalu kuharapkan setiap detiknya.

Sampai akhirnya, aku menyadari bahwa aku tak perlu merasakan rasa balas cinta.
Cukup saja aku sadar, kau terlalu indah untuk tau hal ini.
Aku hanya berharap jangan lupakan aku,
Ingatkan aku akan hari itu, dan juga senyum indah mu, yang sempat ku tangkap dengan mata ini.

Kau begitu fantastis untuk hati ini.
Aku akan terus bermimpi, hingga suatu saat nanti aku bisa tersadar dalam mimpiku, kau telah dipeluknya.
Dan disaat itu aku kembali melihatmu dengan mata ini dan senyum indah mu dipeluknya.



"Jika aku tak pantas mencintainya,biarlah aku menjadi pemimpi handal yang selalu bermimpi mencintaimu dan kau pun mencintaiku. "



eic

(masih) salahku

menurutku, beberapa kisah yang tak menarik tak perlu repot-repot dibuatkan tulisannya, kukira kau bukan salah satunya. memberi luka juga me...