Kau nyaris temukan kita disini, entah bersamaku entah
bersama yang lain. Kita tak akan bertemu setelahnya, aku harap kita masih
memiliki waktu sembari nanti aku mencoba menangis kepada waktu untuk diberi
sekali lagi. Rinduku sudah setinggi tiang, dan akan setinggi langit. Bencimu
akan sebesar rumah kita, dan akan sebesar isi semesta. Mari percaya, sekali
lagi tertawa kemudian ketika larut hingga kita lupa waktu sudah ingin bergeser
menjauh. Tak ada jaminan untuk kembali berpeluk rindu, apalagi akan bertemu.
Aku yakin kau pun begitu ingin, jariku sejatinya milikmu. Jika nanti aku
bertemu dengan kau marilah sebentar saja menghabiskan waktu sampai diantara
kita tak ada yang tahu jika kita tak akan sempat bertemu. Marilah merindu,
bersama aku.
Sunday 28 February 2016
Thursday 18 February 2016
Februari
Kita sepakat, untuk tidak kembali membuka
memori ini
Maaf, tapi aku terlalu nakal untuk patuh
Bahkan aku tak menghiraukan janji
Silakan anggap aku pengecut atau penjilat
janji
Aku hanya ingin bahagia, walau harus sedikit
terluka
Percayalah, kau tak perlu tau untuk bahagia
ini
Semuanya hanya ada aku, tidak kau bahkan kita
Tapi jika kau sudah jengah, biar saja aku yang
mati
Matiku tentu bukan sedihmu
Juga sedihku adalah fiksi katamu
Lalu, silakan berbahagia dengan peluk itu
Karna aku tak akan lagi menyediakan tawa
Aku juga takkan menyisakan senja untuk kita
Sekali lagi, aku tak akan lagi meluangkan hati
untuk kau datangi
Lalu, aku harus bahagia juga bukan?
Baiklah, kali ini aku yang benar pergi
Subscribe to:
Posts (Atom)
(masih) salahku
menurutku, beberapa kisah yang tak menarik tak perlu repot-repot dibuatkan tulisannya, kukira kau bukan salah satunya. memberi luka juga me...
-
Kecewa dibalas dengan kecewa Terimakasih sudah mengajarkanku tentang banyak hal Salah satunya, tentang menunggu Kau mungkin adalah perung...
-
IKEA. Tau IKEA? Di tahun 2015,ikea merupakan nama toko perabotan yang diincar oleh keluarga muda dan anak-anak muda untuk berfoto-fot...
-
kau malam penuh tanya aku siang, tak terang tak tau arah aku terlalu terbiasa kau sudah teramat lelah kau jenuh menerka aku masih beg...