Wednesday 12 June 2019

(masih) salahku

menurutku, beberapa kisah yang tak menarik tak perlu repot-repot dibuatkan tulisannya, kukira kau bukan salah satunya. memberi luka juga menawar luka hari lalu dengan cerita manis. terimakasih sudah hadir, kubuatkan surat untukmu. kelak jika kau baca, aku memang se-cemen itu,tidak bisa mengatakannya padamu tapi bersuara di halamanku sendiri saja. 

akhirnya aku juga tak mengerti kenapa kau bisa hadir secepat ini, kemudian pergi sesegera itu pula. 


mari aku pertegas sedikit, dalam sehari saja aku bisa melupakan dia karnamu. harus aku akui, hadirmu awalnya memang untuk melupakannya. memberi cuka pada luka, melihat bagaimana luka akan kemudian reda atau makin hancur kemudian. 
aku masih jelas ingat pertama kali kau menelfonku untuk memastikan aku ini "nyata". hal yang sungguh menggemaskan saat itu, ingin kuputarkan arah bus yang kutumpangi saat itu, kau takut sedang dikerjai olehku saat itu katamu. tak lama kemudian kita video call untuk memastikan kembali aku adalah yang kau kira, dan lagi-lagi kau tidak sedang dibohongi olehku. 
sepanjang perjalanan pulangku, kabarku kepadamu lebih sering dibanding kabarku pada adik-adikku saat itu. ditemani oleh beberapa film serial netflix yang sengaja ku download untuk menemani perjalananku ternyata aku lebih tertarik untuk mengobrol denganmu. sinyal yang buruk menyudahi obrolan kita malam itu. 
sesampai di kotaku, dengan bangga aku menyimpulkan senyum pada langit kota ini. dijemput oleh adik laki-lakiku akhirnya aku pulang kerumahku. berpulang pada rumahku, notifikasi darimu adalah yang paling kutunggu, yang paling tak ingin kulewatkan. 
aku mungkin akan mengucapkan terimakasih untuk banyak hal yang kau berikan, dari kabar-kabar menyentuh hati, juga obrolan tengah malam tentang diskusi-diskusi tentang masa depan. 
banyak hal yang mengesankan pasti darimu, kenapa pula aku menuliskan surat ini untukmu. bagiku, kau begitu mengesankan begitu penuh arti hadirnya. mungkin aku saja yang harus masih berdamai dan lebih menyayangi diriku sendiri sebelum menyayangimu. 
ah, iya! ada yang paling kusuka dari beberapa minggu berhubungan denganmu. bisa kau tebak apa itu? 
mari kujelaskan saja. aku tentu tak mau tiba-tiba surat ini kau yang melanjutkan. 

kau membangunkanku di makan siangku, iya! saat itu aku makan siang di Mc Donald dan setelah mengerjakan beberapa pekerjaanku aku tertidur, saat itu kau kudengar ngomel-ngomel karna takut barang barang yang kubawa saat itu dicuri oleh orang yang kukenal. tebak, bagaimana responsku setelah kau bangunkan saat itu? senyum senyum. sepanjang kau berbicara hanya itu reaksiku, sampai seusai adegan membangunkan itu aku pulang ke rumah. 

mungkin hal lain yang kusuka darimu; menelfonku setelah sehabis kelasmu. ah itu sungguh membuatku yang sedari tadi menunggu notifikasimu sungguh lega! dengan gaya sedikit sok sibuk karna sehabis kelas dan bergegas keluar kampus kau masih sempat sempatnya menelfonku. 

mungkin hari hari terakhir kita masih bersama adalah canduku. aku masih membangunkanmu untuk menyantap makan sahur. tebak, kenapa aku nyari tak pernah tidur dan lebih memlih membangungkanmu sahur? aku suka alunan suaramu ketika bangun tidur, setelahnya kau tak tersadar kalo sudah mengangkat telfon, ah aku sangat ingat jelas memori itu. 

mungkin sisa-sisa yang tertinggal di memoriku adalah suara-suaramu, yang sempat kujadikan favorite di whatsApp-ku, dari ekspresi marah cemburumu sampai marah-marahmu. semua masih teringat jelas, sangat jelas. 

jika kelak nanti bertemu, atau kau berbahagia dengan yang lain, jangan bertukar-kabar denganku. jangan pernah. melepas kau pergi saja rasanya masih begitu keluh seisi kepalaku. apalagi harus menyaksikanmu berbahagia dengan yang lain. aku bukan gak rela, aku memilih untuk gak tahu dan gak perlu tahu. 

maaf jika usahaku kurang lebih keras, maaf jika sisi lainku terlalu menjengkelkanmu. percayalah, jika aku pernah begitu menggilaimu. pernah begitu mencintaimu. 

No comments:

Post a Comment

(masih) salahku

menurutku, beberapa kisah yang tak menarik tak perlu repot-repot dibuatkan tulisannya, kukira kau bukan salah satunya. memberi luka juga me...