Sunday 17 March 2013

Ayah

 
Pundak beton-mu sudah tak begitu sekuat saat kau menasehatiku ketika ku belia.
Tubuhmu pun tak lagi se-lincah saat kau mengajarkanku berjalan.
Tapi, kasih sayangmu tak pernah pudar. Bahkan setetes pun.
Kau tebarkan hukum begitu tegas.
Kau mengajarkanku arti dari sebuah hidup.
Hidup yang tak hanya tentang kenikmatan dunia, tapi perjuangan mendapatkannya.

Tuhan, berikan aku cukup waktu untuk membalas semua jasanya.
Berikan dia selalu umur dan kesehatan, aku ingin buat dia tersenyum karna-ku.
Disaat dia bekerja mati-matian disana,
Mungkin disini aku tengah menghamburkan materi yang ia titipkan.
Tidak banyak memang, tapi itu adalah hasil dari setiap tetes keringatnya.
              

Dia menimang ku dengan penuh harapan.
Dia merawatku dengan penuh kasih.

….Hanya satu harapan nya, jadilah kau teladan bagi adik-adikmu dan banggakan lah kami yang telah berjuang untukmu anakku…
 

(masih) salahku

menurutku, beberapa kisah yang tak menarik tak perlu repot-repot dibuatkan tulisannya, kukira kau bukan salah satunya. memberi luka juga me...