Monday 1 January 2018

Begini

hati tak mengenal kata kembali
kita mungkin masih kenal untuk meminta lebih

sehebat apa kita sampai sanggup meninggalkan?
lalu di simpang jalan kau terluka, kau melihat ada kita di sebrang sana

aku menyandarkan sebagian malamku pada segelas bir berbagi denganmu
kau lupa, aku lelah namun kita lebih suka mencoba padahal hasilnya bukan menjadi apa-apa

aku minta, kau kembali malam itu. kau pinta aku yang habisnya menertawaimu
mengingatkanmu, waktu bukan pinjaman yang bisa kau ambil semaumu

aku mungkin sadar banyak hal tak kumengerti tentang banyak hal yang kuketahui
kau lebih suka mengintari kota dan mengintari terminal bus dibandingkan pulang kerumah yang susah payah kita bangun bersama

semua hal yang kita bangun
kau percaya akan jadi bunga
sesudahnya kau minta aku untuk tak perlu lagi percaya

belajarlah, untuk sekedar meniduri waktu
berdamai dengan aku
dan memaafkan mimpi yang kau kelabui di hari lalu

sudah kau mengerti?
aku hanya ingin kau kembali
lalu rajutlah semua ucapanmu itu

nanti, akan kuingatkan pada lirikku
kau pernah jadi bagian dari mimpi yang sudah payah kupercaya

lalu, kita pergi, meninggalkan
meniduri malam dan meninggalkan dendam

ingatlah, untuk tetap bernyanyi dengan laramu
kau akan ingat, akan ada aku di setiap celah nafas lirikmu

dan, aku akan tetap begitu
lalu, aku ingat aku sebodoh itu untuk tetap disini menunggu dan percaya di tempat yang sama

(masih) salahku

menurutku, beberapa kisah yang tak menarik tak perlu repot-repot dibuatkan tulisannya, kukira kau bukan salah satunya. memberi luka juga me...