Thursday 1 October 2015

Awal Perkenalan



Di meja persegi dengan siku yang halus ini aku dipangku dengan lelap, tak terhitung berapa ribu detik yang sudah kuhabiskan disini. Ditemani oleh beberapa cangkir kopi yang berkali-kali terus berganti menemani. Jangan ditanya,kenapa aku begitu menggilai kopi di kafe ini bukan hanya karena kopi ini sudah menjadi sahabat saat setiap tumpukkan tugas yang aku terima,tapi menurutku kopi adalah hal lebih baik dibandingkan kamu. Aku tak perlu harus meyakinkannya untuk selalu jadi milikku,malah kopi menurutku lebih kompleks untuk setiap masalah yang aku terima,ia selalu memberi solusi tanpa suara.  
Aku masih tak begitu yakin entah berapa jam yang sudah kuhabiskan setelah kelas terakhirku dikampus tadi,yang ku ingat hanya pengumuman bahwa dosen pengajar hari ini berhalangan hadir dan seketika kelas dan mahasiswanya hilang berhamburan terbawa semua jerit kecewa. aku kemudian memutuskan menikmati kopi yang sudah lama tak ku nikmati ini.
Entah berapa puluh pesan masuk sore ini ke telfon genggam-ku, entah dari berbagai urusan yang coba mengganggu waktu terbaikku hari ini. Sementara, seorang wanita dengan kemeja dan dibalut oleh jeans biru dipadu dengan sepatu cats berdiri untuk memesan. Semesta kali ini seperti mendukungku, aku melihat jelas senyumnya ketika ia selesai memesan minuman dan beberapa cemilan.
Ia ternyata sudah ditunggu oleh pria di meja sebrang mejaku, tampaknya ia mulai tahu aku perhatikan sejak ia membuka pintu kafe ini. Aku pun berpura-pura membuka telfon genggamku sambil tetap mencuri pandang ke mejanya,
“Aku janji,sekali lagi. Senyumnya yang terakhir ini dan aku akan berhenti melihatnya” gumamku saat itu.


Aku yang sudah dengan headsfree dan alunan lagu dari telfon genggamku tiba-tiba saja mendengar pertengkaran, aku tak begitu yakin dengan apa yang aku dengar. Aku menyaksikan seorang wanita dan pria sedang bertengkar,sang pria dengan kondisi basah oleh kopi sementara si wanita menahan tangis dengan memegang pipinya. Tak lama kemudian, si wanita melarikan diri ke kamar mandi. Sekarang,diruangan ini hanya aku mungkin yang tak sadar dengan apa yang ku lihat.
Aku belum yakin dengan yang kulihat beberapa menit lalu, aku memilih membasuh mukaku,setelah ini aku mungkin akan berkemas untuk kembali. Air yang aku basuh ke mukaku tidak hanya membasahi rambut atau mukaku,sebagian otakku tercuci bersih setelah ini. Aku lebih suka menyebutnya, Refreshment.
Aku masih belum sadar, kopi yang aku minum hari ini lebih banyak dari biasanya. Beberapa buku dan catatan kuliah yang ku lemparkan dimeja kali ini kubereskan. Setelah aku yakin tak ada buku yang tertinggal,aku meninggalkan uang untuk menyelesaikan kopi dan semua pesanan yang kupesan hari ini. Saat aku berdiri,betapa terkejutnya aku seorang wanita menyodorkan tangannya kepadaku, dengan suara yang begitu lembut ia berkata,
“Hay,aku Rina...”

No comments:

Post a Comment

(masih) salahku

menurutku, beberapa kisah yang tak menarik tak perlu repot-repot dibuatkan tulisannya, kukira kau bukan salah satunya. memberi luka juga me...